Reporter: M. Anang Febri
blokBojonegoro.com - Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia, Dito Ariotedjo, menghadiri secara langsung Festival Olahraga Tradisional Bojonegoro 2025 (FORTABEST 2025), yang digelar meriah oleh Dinas Kepemudaan dan Olahraga (Dinpora) Kabupaten Bojonegoro. Kehadiran Menpora menjadi bagian dari rangkaian kunjungan kerjanya di Jawa Timur, sekaligus bentuk apresiasi terhadap kolaborasi antara pemerintah daerah dan masyarakat dalam melestarikan budaya olahraga tradisional Indonesia.
Mengusung tema Energi, Sportivitas, & Tradisi" FORTABEST 2025 menampilkan empat cabang olahraga tradisional yang dipertandingkan, yakni Hadang (Gobak Sodor), Dagongan, Egrang, dan Terompah Panjang. Kegiatan ini diikuti oleh lebih dari 1.300 peserta dari berbagai instansi, OPD, serta perwakilan kecamatan di seluruh Kabupaten Bojonegoro.
"Ini adalah contoh nyata semangat kolaborasi antara Dispora dan Pemkab Bojonegoro yang patut diapresiasi. Dalam semangat kemerdekaan, kita gelorakan kembali semangat olahraga tradisional di daerah," ujar Menpora Dito usai menyaksikan perlombaan tradisional di area GOR Dabonsia, Ngumpakdalem, Kecamatan Dander, Selasa (26/8/2025).
Dito menekankan bahwa olahraga tradisional tidak hanya menjadi sarana hiburan, tetapi juga memuat nilai-nilai luhur budaya bangsa seperti kekeluargaan, kebersamaan, dan semangat juang. Menpora juga mengapresiasi partisipasi masyarakat yang sangat antusias dalam menyemarakkan acara ini.
Selain menghadiri festival, Menpora juga melakukan peninjauan ke Stadion Bojonegoro. Ia menyampaikan bahwa permohonan renovasi besar stadion tersebut telah ia terima dan akan segera dibawa ke tingkat pusat.
"Insyaallah akan ada kabar baik dalam waktu dekat. Bojonegoro memiliki potensi besar dalam pengembangan SDM, dan saya yakin daerah ini bisa menjadi ladang pembibitan atlet masa depan, tidak hanya untuk Jawa Timur, tapi juga untuk Indonesia," tambahnya.
Sementara itu, Ketua KORMI Bojonegoro, Ali Mahmudi, menyampaikan bahwa saat ini terdapat sembilan jenis olahraga tradisional yang berkembang di Bojonegoro. Namun pada FORTABEST tahun ini, baru empat yang dilombakan.
"Kami berharap ke depan semua potensi olahraga tradisional ini bisa difestivalkan secara menyeluruh. Ini bukan hanya soal lomba, tapi juga pelestarian budaya lokal," jelas Ali Mahmudi.
Bupati Bojonegoro H. Setyo Wahono melalui Kepala Dinpora Bojonegoro, Arief Nanang Sugianto, menjelaskan bahwa festival tahun ini masih berfokus pada beberapa cabang sebagai bagian dari proses pembinaan. Pihaknya menargetkan agar ke depan Bojonegoro bisa menjadi barometer olahraga masyarakat hingga tingkat nasional.
"Olahraga tradisional ini berada di bawah naungan Komite Olahraga Masyarakat Indonesia (KORMI), khususnya Komisi Olahraga Tradisional dan Kreasi Budaya. Ini adalah bentuk pewarisan budaya nusantara kepada generasi muda," kata Arief Nanang.
FORTABEST 2025 menjadi bukti nyata bahwa olahraga tradisional masih memiliki tempat istimewa di hati masyarakat. Dengan dukungan penuh dari pemerintah pusat dan daerah, ajang seperti ini diyakini akan terus tumbuh dan menjadi bagian penting dalam pembangunan karakter generasi muda Indonesia. [Feb/mad]
0 Comments
LEAVE A REPLY
Your email address will not be published