Reporter: Muhammad
blokBojonegoro.com - Layanan pendidikan tinggi pada Kementerian Agama, terbuka untuk semua sebagai implementasi dari education for all. Layanan ini bisa diakses masyarakat dari berbagai latar belakang sosial, ekonomi dan politik, karena menjadi mandat undang-undang dan komitmen kementerian.
Pernyataan itu ditegaskan Kepala Pusat Pembiayaan Pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan (Puspenma) Sekretariat Jenderal, Kementerian Agama, Ruchman Basori, pada Stadium General Sekolah Tinggi Agama Islam Pati (STAIP), di Pati, beberapa hari lalu.
Alumni IAIN Walisongo ini mengatakan, pemerintah telah menyiapkan beragam skema untuk pembiayaan pendidikan untuk semua warga, agar tercipta keadilan sosial.
“Yang pinter-pinter dan memenuhi kualifikasi diberikan Beasiswa Indonesia Bangkit. Yang kurang mampu secara ekonomi namun berpotensi untuk studi, diberikan layanan Kartu Indonesia Pintar Kuliah untuk jenjang pendidikan tinggi dan PIP untuk jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah Keagamaan,” kata Ruchman.
Ruchman didaulat menjadi nara sumber stadium general STAIP bertajuk: "Biaya Pendidikan dan Keadilan Sosial: Tantangan Pendidikan Untuk Semua". Acara ini diikuti kurang lebih 400 mahasiswa, dosen dan tenaga kependidikan.
Disadari Ruchman, rasio Master-Doktor di Indonesia masih rendah jika dibandingkan Populasi Usia Produktif. Saat ini jumlah Master-Doktor di Indonesia hanya 0,53% dibandingkan Populasi Usia Produktif. Angka tersebut lebih rendah dibandingkan negara tetangga seperti Malaysia, Vietnam, dan Thailand yang memiliki Rasio Master-Doktor di kisaran angka 2,43 persen. Dibandingkan negara maju seperti Amerika Serikat, Jepang, Korea, Selandia Baru, Kanada, dan Jerman, selisihnya semakin besar. Rasio Master-Doktor di negara-negara maju tadi berkisar di angka 9,80 persen.
Stadium General dipandu oleh Ahmad Jukari, Dosen STAIP yang juga aktivis lembaga swadaya masyarakat. Dia adalah mantan KPU Pati dua periode dan aktif dalam kegiatan-kegiatan demokrasi, pemilu dan giat sosial lainnya. Hadir, Ketua STAIP Abd. Aziz, mantan Ketua Aida Husna, Sekrataris Yayasan Pendididikan Islam yang menaungi STAIP Muhammad Dhofir, serta para Wakil Ketua, Kaprodi, dan segenap dosen.
Kepada para mahasiswa, Ruchman yang juga Doktor Manajemen Kependidikan Universitas Negeri Semarang ini menyampaikan pelbagai peluang beasiswa yang ada di Kemenag mulai dari S1, S2 dan S3 Dalam Negeri dan Luar Negeri dengan full funding. "Jangan lama-lama lulusnya di S1, segera lulus, 4 tahun atau bahkan 3,5 tahun lalu ambil beasiswa S2 ke Luar Negeri," imbau Ruchman.
"Perguruan Tinggi di Luar Negeri melambai-lambai untuk kalian masuki, dan tugas Puspenma membiayainya," katanya tersenyum.
Bagi para dosen STAIP dan PTKIS lainnya, Ruchman mempersilahkan untuk memanfaatkan layanan beasiswa S3, tentu disesuaikan dengan tugas fungsional yang saat ini di embannya. Kecuali mau balik kanan keilmuannya.
“Meningkat jenjang S3 bagi para dosen adalah keharusan untuk menambah modal bagi tercapainya akreditasi kelembagaan dan program studi, termasuk berusaha mengurus jabatan fungsioanl dari Lektor hingga Guru Besar,” harap Ruchman di hadapan puluhan para dosen STAIP.
Ketua STAI Pati Abdul Aziz mengapresiasi Kemenag yang telah menyapa STAIP dengan program-program layanan Pendidikan seperti KIP Kuliah, Bantuan Penyelesaian Pendidikan (BPP) dan juga bantuan sarpras.
Hal itu diamini Sekretaris Yayasan Muhammad Dhofir. Dia mengatakan bahwa perhatian pemerintah tidak kurang-kurang, sekarang tinggal kita yang ada di STAI Pati. “Puspenma di bawah Pak Ruchman telah menawarkan pelbagai program peningkatan capacitas tinggal para dosen dan mahasiswa untuk memanfaatkannya,” katanya. [mad]
0 Comments
LEAVE A REPLY
Your email address will not be published