Gedung Ji’ronah RSA Bojonegoro: Dari Amal Saleh Menuju Dakwah Kemanusiaan

Reporter: M. Anang Febri 

blokBojonegoro.com - Di tengah geliat Bojonegoro yang kian tumbuh sebagai kota maju, berdiri megah sebuah bangunan delapan lantai yang memantulkan semangat dakwah kemanusiaan. Gedung Ji’ronah Rumah Sakit ‘Aisyiyah (RSA) Bojonegoro akhirnya diresmikan, menandai babak baru perjalanan panjang Muhammadiyah dalam menghadirkan layanan kesehatan yang berjiwa amal saleh.

Bangunan yang berdiri di lahan seluas satu hektare itu menjadi simbol dedikasi dan gotong royong warga persyarikatan sejak akhir 1990-an — sebuah ikhtiar yang terus disemai dalam semangat amar ma’ruf nahi munkar.

dr. Tomy Oeky Prasiska, MARS, Direktur RSA Bojonegoro, mengungkapkan rasa syukur dan terima kasih atas dukungan banyak pihak.

"Terima kasih atas doa dan dukungan semua pihak, dari pemerintah daerah, warga sekitar, hingga keluarga besar Muhammadiyah. Alhamdulillah, kami belajar banyak selama proses pembangunan ini. Semoga Gedung Ji’ronah membawa manfaat besar bagi masyarakat," ujarnya.

Bagi Bupati Bojonegoro, H. Setyo Wahono, keberadaan RSA Bojonegoro bukan hanya kebanggaan daerah, tetapi juga simbol kemajuan pelayanan kesehatan di tengah masyarakat.

"RSA Bojonegoro ini rumah sakit yang sangat strategis, menghadap dua jalan utama dan menjadi teladan luar biasa bagi dunia kesehatan di Bojonegoro. Kami belajar dari semangat amar ma’ruf yang selalu dihidupi Muhammadiyah," tuturnya.

Sementara itu, Prof. Dr. dr. Sukadiono, MM, Ketua PW Muhammadiyah Jawa Timur sekaligus Deputi 2 Bidang Peningkatan Kualitas Kesehatan Kemenko PMK, menyebut peresmian ini sebagai momentum spiritual dan profesional bagi insan kesehatan.

"Peresmian ini bukan sekadar seremoni, melainkan miqat baru dalam komitmen pelayanan kesehatan yang tulus dan paripurna. Semoga RSA Bojonegoro menjadi inspirasi bagi rumah sakit Muhammadiyah lainnya di seluruh Jawa Timur," ucapnya.

Dalam kesempatan yang sama, Prof. Dr. Haedar Nashir, M.Si, Ketua Umum PP Muhammadiyah, menegaskan bahwa semangat membangun dalam Muhammadiyah tidak hanya bersifat duniawi, melainkan panggilan ilahi.

"Pembangunan adalah manifestasi amal saleh. Bagi Muhammadiyah, membangun berarti menghadirkan kemanfaatan jangka panjang, baik di dunia maupun di akhirat," tegasnya.

Ia juga menekankan pentingnya nilai spiritual dalam profesi kesehatan. "Semua dokter harus memiliki jiwa Al-Ma’un—bahkan di saat lelah tetap memberikan pelayanan dengan senang hati," pesan Haedar di hadapan para tamu undangan.

Dukungan serupa disampaikan drg. Yuli Astuti Saripawan, Direktur Mutu Pelayanan Kesehatan Rujukan Kemenkes RI, yang menyebut Muhammadiyah sebagai mitra strategis pemerintah.

"Kami sangat menghargai kontribusi Muhammadiyah dalam memperluas akses layanan kesehatan bagi masyarakat. Semoga kiprah ini terus meluas hingga ke luar Jawa," ujarnya.

Gedung Ji’ronah bukan hanya menambah deretan fasilitas modern di RSA Bojonegoro, tetapi juga menjadi saksi nyata bahwa nilai-nilai spiritual, profesionalisme, dan kemanusiaan dapat berjalan beriringan. Dari Bojonegoro, Muhammadiyah meneguhkan langkah dakwahnya—menghadirkan manfaat bagi sesama, dengan amal saleh sebagai pijakan utama. [feb/mad]