Reporter: Rizki Nur Diansyah
blokBojonegoro.com - Sebanyak 66 dapur satuan pelayanan pemenuhan gizi (SPPG) di Kabupaten Bojonegoro belum memiliki Sertifikat Laik Higiene Sanitasi (SLHS). Namun, semua telah beroperasional dan telah mendistribusikan menu makan bergizi gratis (MBG) ke ribuan siswa.
Hal tersebut, diungkapkan Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bojonegoro, Ninik Susmiati. Menurutnya, terdapat 66 SPPG yang telah beroperasi, dan belum satupun yang mengantongi sertifikat penjamin mutu kesehatan dan kebersihan tersebut.
“Yang operasional ada 66. Belum ada yang punya SLHS,” ungkap Ninik, Senin (6/10/2025) petang.
Mantan Asisten III Setda Bojonegoro ini menegaskan, berdasarkan surat edaran resmi dari Badan Gizi Nasional (BGN), seluruh SPPG harus segera mengurus sertifikat ini, dan akhir bulan Oktober mendatang, seluruhnya harus sudah mengantongi.
“Kalau edaran dari BGN, akhir Oktober harus sudah punya SLHS,” tegasnya.
Ninik juga menghimbau, kepada para mitra yang hendak mendirikan SPPG harus segera melengkapi SLHS terlebih dahulu, sebelum beroperasi. Tak hanya itu, ia juga berharap dapur SPPG merata ke wilayah pelosok Kabupaten Bojonegoro, seperti Kecamatan Sekar dan Kedewan.
“Menjangkau juga yang di pelosok. Jangan menumpuk di kota dan daerah dekat kota. Sebelum operasi, harus punya SLHS,” jelasnya.
Untuk diketahui, berdasarkan data yang dihimpun dari berbagai sumber. Terdapat 5 sekolah yang tersebar di 3 kecamatan yang diduga mengalami keracunan usai menyantap menu MBG ini.
Pertama, 7 siswa SDN Semanding, Kecamatan Kota Bojonegoro mengalami keracunan usai menyantap MBG, 4 diantaranya sempat masuk ke IGD RSUD Sosodoro Djatikoesoemo Bojonegoro. Sedangkan 3 lainnya, hanya dirawat di Puskesmas setempat, Rabu (24/9/2025).
Kedua, 150 siswa SMPN 2 Balen mengeluh sakit perut dan tidak masuk sekolah usai menyantap MBG, Kamis (25/9/2025) lalu.
Ketiga, di Kecamatan Kedungadem, dalam sehari ratusan siswa dilaporkan keracunan usai menyantap MBG, Rabu-Kami (1-2/10/2025). Pada peristiwa ini, siswa SMAN 1 Kedungadem yang paling banyak terdampak. Sebanyak 22 siswa sempat dirawat di Puskesmas, 50 ditangani di ruang UKS sekolah, dan 61 siswa tidak masuk sekolah karena sakit.
Sementara itu, di SDN Tumbrasanom tercatat 4 siswa mengeluh sakit perut dan pusing. Sedangkan di MTs Plus Nabawi terdapat 6 siswa yang sakit, dengan rincian 2 dirawat di puskesmas, 3 di ruang UKS, dan 1 siswa sudah kembali beraktivitas di sekolah. [riz/mad]
0 Comments
LEAVE A REPLY
Your email address will not be published