Pengirim: Siti Nur Hidayati*
blokBojonegoro.com - Saat pertama kali masuk ke kelas "Keterampilan Berbicara", saya sebenarnya tidak terlalu tahu apa yang akan dipelajari selama satu semester ke depan. Yang terbayang di pikiran saya hanya teori dan latihan biasa, seperti presentasi atau berbicara di depan kelas.
Tapi ternyata semuanya di luar dugaan saya. Kelas ini justru menjadi tempat yang paling nyaman, aman untuk belajar mendengar suara sendiri, belajar cara saya berkomunikasi, dan menyadari bahwa kemampuan berbicara itu sangat berpengaruh dalam kehidupan sehari-hari.
Awalnya saya ragu, isi kepala dipenuhi dengan pertanyaan ”apakah saya bisa berkembang?” Dengan kekurangan saya, ketika berbicara masih ada rasa gugup dan seringkali lupa dengan apa yang ingin saya sampaikan. Kalau dulu sering bingung mulai dari mana atau bagaimana menutup, sekarang alurnya lebih teratur. Setiap pertemuan selalu ada kemajuan, dan itu membuat saya semakin percaya diri.
Setiap pertemuan ternyata membawa perubahan. Saya menyadari bahwa berbicara itu bukan hanya soal lancar atau tidak, tetapi bagaimana membuat orang lain itu paham dan nyaman dengan apa yang kita sampaikan
Ada rasa bangga, lega dan tidak menyangka ketika saya bisa menyelesaikan tugas berbicara dengan tidak terlalu banyak rasa gugup, walaupun terkadang masih ada rasa takut dan canggung. Namun, justru lewat proses itu yang membuat saya merasa benar-benar berkembang.
Paling Berkesan Selama Proses Belajar
Dari banyaknya kegiatan selama semester ini, ada beberapa yang benar-benar menempel di ingatan. Salah satunya ketika kami diminta menceritakan barang pribadi kepada orang lain dan orang itu ternyata kakak tingkat yang belum pernah saya kenal.
Awalnya canggung sekali, tapi lama-lama justru seru dan menyenangkan, karena bisa berani berbicara dengan kakak tingkat, sekalian curhat masalah perkuliahan. Aktivitas lain yang juga sangat berkesan adalah latihan drama dongeng "Bawang Merah dan Bawang Putih". Melalui latihan itu saya belajar bahwa berbicara bukan sekadar mengucapkan kata-kata, tapi harus memperhatikan gestur, ekspresi, dan penghayatan punya peran besar. Saya belajar memperbaiki pelafalan, mengurangi kata-kata pengisi seperti “eee…”, dan lebih mengatur intonasi supaya suara tidak terdengar datar.
Diskusi kelas juga menjadi pengalaman yang berharga. Dari sana saya belajar bahwa berbicara bukan hanya soal menyampaikan pendapat, tapi juga tentang mendengarkan, memahami, dan merespons pendapat orang lain dengan cara yang sopan dan jelas.
Tantangan Selama Proses Belajar
Tentu saja perjalanan ini tidak selalu mulus. Tantangan terbesar bagi saya adalah rasa gugup, terutama ketika harus berbicara spontan di depan kelas tanpa persiapan. Kadang pikiran mendadak kosong dan kata-kata terasa sulit keluar. Untuk mengatasi itu, saya mulai membiasakan diri berlatih: membaca lebih sering, mencoba berbicara di depan cermin, dan belajar mengatur napas.
Saya baru sadar bahwa napas yang terburu-buru bisa membuat suara ikut goyah. Saya juga mulai mencatat beberapa kata kunci sebelum berbicara agar tidak benar-benar blank. Tantangan lainnya adalah menyesuaikan ekspresi wajah, tetapi dengan latihan dan masukan dari dosen serta teman-teman, saya perlahan mulai memahami ekspresi mana yang paling pas dalam situasi tertentu.
Saya merasa kemampuan berbicara tidak hanya berkembang secara teknik, tetapi juga secara mental. Ada perubahan dalam keberanian, sebelumnya takut menjadi lebih berani karena adanya dorongan dan tantangan dari tugas-tugas sebelumnya.
Kompetensi yang Paling Berkembang
Selama mengikuti mata kuliah ini, ada beberapa kemampuan yang terasa meningkat cukup pesat, diantaranya:
1. Artikulasi
Dulu cara saya berbicara sering terlalu cepat dan kurang jelas, sehingga teman-teman yang mendengar kan kebingungan dan kesulitan memahami apa yang saya maksud. Tetapi setelah latihan membaca dan merekam suara, saya belajar mengatur bicara saya lebih baik. Sekarang ucapan saya terdengar lebih jelas dan nyaman didengar.
2. Intonasi
Awalnya nada bicara saya dengan nada datar dan terlihat biasa saja, namun dari latihan membaca nyaring dan story telling, saya jadi paham bagaimana cara berbicara tinggi atau rendah. Sekarang saya bisa lebih tepat menekankan bagian penting dan menurunkan nada saat perlu menciptakan suasana tenang.
3. Lancar Public Speaking
Ini perkembangan yang paling terasa. Kalau dulu presentasi membuat saya sangat tegang, sekarang saya bisa mengatasinya jauh lebih baik. Saya belajar membuka presentasi dengan lebih percaya diri dan lebih bisa mengontrol suara.
Pengalaman Konkret Selama Pembelajaran
Salah satu pengalaman yang lucu tapi tetap membekas adalah saat latihan impromptu speaking --pidato atau pembicaraan yang disampaikan secara spontan tanpa persiapan sebelumnya, sering kali dengan waktu persiapan yang sangat singkat atau tanpa persiapan sama sekali.
Kami diminta berbicara spontan tentang topik acak. Kebetulan waktu itu temanya “pengalaman pribadi”, dan saya benar-benar sempat kehabisan ide mau cerita apa. Tapi dalam hitungan detik saya harus merangkai kalimat dan mulai berbicara. Dari situ saya belajar bahwa berbicara spontan itu butuh latihan, kelenturan berpikir, dan kesiapan untuk mengalir saja dengan apa yang terlintas.
Pengalaman lain yang juga penting adalah ketika saya menjadi moderator diskusi kelompok. Awalnya saya cukup gugup karena harus mengatur jalannya diskusi, tapi setelah mulai berjalan, rasa grogi itu perlahan hilang. Saya merasa lebih percaya diri dan mulai memahami bagaimana memastikan semua anggota berpartisipasi, menjaga alur pembahasan tetap fokus, serta menutup diskusi dengan rapi.
Harapan dan Pengembangan Diri
Selama satu semester ini, saya merasa banyak hal yang berubah dalam diri saya, terutama pada hal keberanian dan bagaimana cara untuk menyampaikan sesuatu. Meskipun masih ada rasa gugup, tetapi sekarang hal itu bukanlah menjadi musuh saya, melainkan menjadi pengingat bahwa saya bergerak ke arah yang lebih baik.
Kedepannya saya berharap bisa terus melatih kemampuan berbicara, bukan hanya di perkuliahan tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari. Saya ingin lebih berani dalam mengemukakan pendapat dalam diskusi, lebih percaya diri saat presentasi dan lebih tenang Ketika berbicara didepan banyak orang.
Pelajaran yang dapat saya petik dari mata kuliah ini menjadi modal utama untuk perkembangan diri saya, baik dalam dunia akademik maupun kelak saat terjun ke dunia professional.
Akhirnya saya merasa lega dan tenang setelah mengikuti pembelajaran ini karena belajar keterampilan berbicara ini bukan hanya soal teori, tetapi juga soal keberanian, pengalaman, dan perubahan diri. Dari berbagai tantangan yang saya hadapi, saya memahami bahwa berbicara adalah sebuah seni, seni menyampaikan pesan dengan hati yang tenang dan pikiran yang lebih tertata. [mad]
*Mahasiswa Prodi PBSI, Fakultas Bahasa dan Sdenin, Universitas Negeri Surabaya
0 Comments
LEAVE A REPLY
Your email address will not be published