Reporter: Rizki Nur Diansyah
blokBojonegoro.com - Pembangunan infrastruktur di Kabupaten Bojonegoro pada akhir tahun 2025 dikebut. Selain dari masing-masing dinas terkait, juga bersamaan skema BKK Desa (BKKD).
Tampak di sejumlah desa di wilayah Kecamatan Kapas. Seperti di Desa Bogo, jalan akses warga akan dibangun dengan cor rigid. Total volume pembangunan jalan cor di desa tersebut mencapai 1.150 meter, dengan lebar 4 meter.
“Jalurnya satu ruas jalan, namun terpotong 25 meter karena berada di pinggir Bengawan Solo yang rawan longsor. Badan jalan yang dibangun dulu paving, dan sebagian masih pedel. Saat ini sudah dibongkar dan material sudah datang,” kata Kades Bogo Mursid.
Menurut Kades, jalan di Desa Bogo, selain menjadi akses utama warga setempat juga menjadi jalur alternatif dari arah timur agar lebih dekat ke Bojonegoro kota. Terutama bagi warga Desa Sekaran, Mulyorejo, dan Sarirejo serta desa-desa sekitarnya.
Pembangunan infrastruktur juga tampak di Desa Kalianyar Kecamatan Kapas. Di desa ini, program dengan skema BKKD ini juga sudah mulai tahap pengecoran dasar. Para pekerja dengan mengenakan APD (Alat Pelindung Diri) seperti helm, rompi, sarung tangan, dan selop mulai meratakan cor yang dituangkan dari alat berat.
Kepala Desa Kalianyar, Ibnu Ismail bersyukur mendapatkan BKKD untuk pembangunan jalan. Karena manfaatnya bisa dirasakan langsung masyarakat setempat. “Alhamdulillah Desa Kalianyar mendapatkan BKKD untuk pembangunan jalan cor,” katanya.
Pembangunan jalan ini sesuai dengan usulan yang diajukan melalui Musrenbangdes. Dengan ditinggikannya jalan dari awal paving menjadi rigid beton masyarakat sangat senang. “Masyarakat warga lingkungan juga bisa ikut bekerja,” ungkap Kades.
Terbaru, di Desa Prangi, Kecamatan Padangan, pembangunan jalan sepanjang 400 meter. Camat Padangan Masirin menjelaskan, spesifikasi jalan yang dibangun ialah jalan rigid beton yang berada di jalan poros Desa Prangi, menghubungkan Desa Prangi-Tebon. Panjang total ruas jalan yang direncanakan dibangun 400 meter dan telah selesai di tahap 1 sepanjang 200 meter.
"Progres saat ini sampai tahap pasang ready mix 20 MPa (MegaPascal, red) di tahap 1," ujarnya.
Desa Prangi, lanjutnya berkomitmen penuh pada proses BKKDesa hingga tuntas dan siap untuk melanjutkan tahap 2. Tentunya ini menjadi sinergitas yang transparan dan akuntabel antara masyarakat, pemerintah desa, hingga pemerintah kabupaten dalam memberikan pelayanan yang tanggap, cepat dan tepat.
"Komitmen Pemerintah Desa dalam menyukseskan BKKD 2025 mulai dari perencanaan dan pelaksanaan yang tepat, partisipasi masyarakat, pengentasan kemiskinan, tertib administrasi dan pelaporan serta transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan dana BKKD," tandasnya.
Sebagai informasi tambahan, ada 16 desa se-Kecamatan Padangan yang mendapatkan BKKD 2025. Dua desa diantaranya bersumber dari APBD induk berupa pembangunan jembatan. Sedangkan 14 desa bersumber dari P-APBD berupa pembangunan jalan aspal atau rigid dan saluran air atau drainase.
Terpisah, Kepala Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Penataan Ruang (PU BMPR) Bojonegoro, Chusaifi Ivan Rachmanto mengatakan, penerima BKKD untuk membangun infrastruktur. Tujuannya untuk konektivitas masyarakat desa ke pusat-pusat perekonomian, pendidikan, kesehatan, dan pusat-pusat pemerintahan. [mad]
0 Comments
LEAVE A REPLY
Your email address will not be published