Reporter: M. Anang Febri
blokBojonegoro.com - Ada yang beda dari Masa Ta’aruf Mahasiswa (Mastama) 2025, Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Muhammadiyah Bojonegoro. Kali ini kampus yang berada di Jl. Dr. Setyo Budi No. 3 Klangon itu mengundang Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kabupaten Bojonegoro untuk memberikan materi kepada mahasiswa baru, Kamis (11/9/2025).
Muhammad Muchid, S.Pd.I., M.Sos., Koordinator Divisi Pencegahan, Partisipasi Masyarakat, dan Humas Bawaslu Bojonegoro, hadir sebagai pemateri dengan tema "Demokrasi dan Peran Mahasiswa dalam Pengawasan Pemilu."
Pihaknya menyampaikan, perjalanan kuliah bukan sekadar rutinitas kelas, tetapi momentum untuk membentuk karakter dan wawasan kebangsaan. Ia mendorong mahasiswa untuk aktif mengikuti organisasi kampus guna memperkaya pengalaman dan pengetahuan di luar ruang kelas.
"Semua organisasi itu sama saja. Yang membedakan adalah bagaimana kita menyerap ilmu dan pengalaman dari dalamnya," ujarnya.
Muchid menekankan pentingnya kecakapan sosial dan pengalaman untuk meningkatkan daya saing mahasiswa di masyarakat. Ia juga mengingatkan mahasiswa untuk berpikir kritis dan aktif menyikapi isu-isu demokrasi.
"Kekuasaan jika tidak diawasi akan menjadi bebal. Karena itu, mahasiswa harus hadir sebagai kelompok terdidik yang mampu mengawasi jalannya demokrasi," tegasnya.
Dalam kesempatan tersebut, Muchid memperkenalkan peran Bawaslu dalam sistem pemilu Indonesia. Bawaslu bertugas mengawasi tahapan pemilu agar berjalan sesuai asas demokrasi yang jujur dan adil, serta melakukan pencegahan dan penindakan pelanggaran. Selain itu, Bawaslu mengawasi netralitas penyelenggara pemilu, ASN, serta aparat negara seperti TNI dan Polri.
Bawaslu juga mengembangkan model pengawasan partisipatif yang melibatkan masyarakat dalam menjaga integritas pemilu. Bentuk partisipasi ini meliputi pelaporan pelanggaran, penyebaran informasi, diskusi publik, hingga menjadi pemantau independen.
Bawaslu Bojonegoro juga bekerja sama dengan berbagai elemen masyarakat, seperti ormas, OKP, tokoh masyarakat, LSM, media massa, dan lembaga pendidikan. Maka, dia supaya berharap mahasiswa dapat menjadi mitra strategis dalam pengawasan pemilu dan membangun demokrasi yang sehat.
"Jadilah mahasiswa yang berpikir kritis, berani bersuara, dan peduli terhadap pengawasan kekuasaan," tandasnya.
Kegiatan ini mendapat sambutan positif dari civitas akademika STIT Muhammadiyah Bojonegoro. Diharapkan, kolaborasi antara kampus dan Bawaslu dapat menghasilkan generasi muda yang melek demokrasi, aktif dalam pengawasan, dan berkontribusi menjaga kualitas pemilu di Indonesia. [Feb/mad]
0 Comments
LEAVE A REPLY
Your email address will not be published